Nureini Pembina Istri Nelayan

http://www.danamonaward.org/index/finalis/4/finalis%20ke-4.html

Marwah tak mungkin lupa masa-masa itu: ketika setiap hari seperti main dadu. Hari ini bisa makan, besok belum tentu. Pendapatan suaminya sebagai nelayan tidak dapat ditebak. Bila hasil tangkapan ikan melimpah, ia bisa bernapas agak lega. Bila sedang musim paceklik, ia – dan banyak ibu rumah tangga di kampungnya-mengutang beras di warung.

Sekarang ia merasa jauh lebih baik. Bekerja sebagai tukang menghambur abon ikan dan mencabut duri ikan, ia diupah Rp 30 – 50 ribu per hari. Pendapatannya bisa bertambah jika ia juga melakukan pekerjaan lain, misalnya menggoreng abon ikan, yang dibayar Rp 250 ribu sekali menggoreng. “Dua tahun ini biaya membayar kontrak rumah saya yang bayar,” ujarnya ketika ditemui akhir September lalu. Baca lebih lanjut